Lagi-lagi banyak yang lebih percaya obat dari ibu Ningsih Tinampi ini yang katanya bisa mengobati virus Corona
Anyoooooong,,, yuhuuuuu,,,,
Mari kita berkumpul buat ngomongin si ibuuuu
Saat ini diseluruh dunia sedang mencari dan meneliti obat untuk menyembuhkan novel corona virus atau yang lebih dikenal dengan nama covid-19.
Tidak hanya di negara asalnya saja, penelitian tentang vaksin dan obatnya sudah diakukan di segala penjuru dunia. Siapa lagi yang meneliti kalau tidak para Pharmacy's dan para Team medis tercinta
Tidak mudah untuk menemukan sebuah obat dan vaksin, diperlukan deretan uji yang membutuhkan waktu lama juga dana yang tidak sedikit. Tidak bisa cuma katanya lalu di buat dan di konsumsi, atau Tidak bisa hanya dari pengalaman pribadi beberapa orang kemudian dipercaya dapat menyembuhkan kemudian langsung bisa di produksi. Ini benar-benar salah kaprah .
Sebagai infomasi buat temen-temen berikut Envy kasih tau bagaimana sih perjalanan pembuatan obat itu bisa sampai di konsumsi manusia
lalu di lanjutkan uji daya hambat dan uji aktivasi zat aktif yang sesuai literatur dapat menghambat dan membunuh virus Covid-19.
2. Kemudian diakukan Uji Pre Klinis yaitu uji yang dilakukan pada hewan coba untuk menilai keamanan serta profil farmakodinamik dari produk atau obat yang diuji. Uji preklinis dilakukan melalui uji toksisitas akut, uji toksisitas subkronik dan uji toksisitas kronik. Uji toksisitas merupakan suatu uji yang digunakan untuk mendeteksi keamanan suatu zatuji terhadap sistem biologis. Uji ini juga berguna untuk memperoleh hubungan dosis-respon dari zat uji tersebut terhadap sistem biologis yang diujikan. Data yangdiperoleh akan memberikan informasi tingkat bahaya dari zat uji jika terpapar padamanusia serta dapat digunakan untuk menentukan konversi dosis yang aman pada manusia.
3. Uji Klinis
Tidak mudah untuk menemukan sebuah obat dan vaksin, diperlukan deretan uji yang membutuhkan waktu lama juga dana yang tidak sedikit. Tidak bisa cuma katanya lalu di buat dan di konsumsi, atau Tidak bisa hanya dari pengalaman pribadi beberapa orang kemudian dipercaya dapat menyembuhkan kemudian langsung bisa di produksi. Ini benar-benar salah kaprah .
Sebagai infomasi buat temen-temen berikut Envy kasih tau bagaimana sih perjalanan pembuatan obat itu bisa sampai di konsumsi manusia
Prosedur Singkat Pembuatan Obat Termasuk obat Covid-19
1. Dimulai dari penelitian tentang uji fitokimia dari sebuah bahan yang di percaya mengandung obatlalu di lanjutkan uji daya hambat dan uji aktivasi zat aktif yang sesuai literatur dapat menghambat dan membunuh virus Covid-19.
![]() |
Contoh Daun sebelum di buat obat Kanker, di cari fakta empirisnya sebelum di uji lebih lanjut |
2. Kemudian diakukan Uji Pre Klinis yaitu uji yang dilakukan pada hewan coba untuk menilai keamanan serta profil farmakodinamik dari produk atau obat yang diuji. Uji preklinis dilakukan melalui uji toksisitas akut, uji toksisitas subkronik dan uji toksisitas kronik. Uji toksisitas merupakan suatu uji yang digunakan untuk mendeteksi keamanan suatu zatuji terhadap sistem biologis. Uji ini juga berguna untuk memperoleh hubungan dosis-respon dari zat uji tersebut terhadap sistem biologis yang diujikan. Data yangdiperoleh akan memberikan informasi tingkat bahaya dari zat uji jika terpapar padamanusia serta dapat digunakan untuk menentukan konversi dosis yang aman pada manusia.
![]() |
Contoh Hewan yang di jadikan sebagai sampel dalam uji aktivasi sebuah bahan obat |
3. Uji Klinis
Uji Klinis
merupakan kegiatan penelitian yang mengikutsertakan subjek manusia disertai
adanya intervensi produk uji untuk mendapatkan efek klinik, farmakologik
dan/atau farmakodinamik serta farmakokinetik serta mengidentifikasi setiap
reaksi yang tidak diinginkan dengan tujuan untuk memastikan keamanandan/atau
efektifitas zat uji. Hasil uji klinis disertai dengan dokumen bukti penelusuran
hasil uji yang disebut dengan Investigational New Drug (IND). Uji klinis ini
meliputi fase I, fase II, fase III dan fase IV.
Pada uji
klinis fase I, dilakukan investigasi farmakologi terhadap subjek
sehatdengan melibatkan satu atau dua orang ahli farmakologi
klinis. Pemilihan subjek sehatharus disertakan dengan dokumen persetujuan
( informed consent) dan dosis yang digunakan adalah sepersepuluh dari dosis pada
uji praklinis. Uji ini dapat memakanwaktu sekitar 1-1,5 tahun dan menghabiskan
biaya 8 juta dolar.
Pada uji
klinis fase II, evaluasi klinis mulai dilakukan dan melibatkan lebih
dari dua orang ahli farmakologi klinis. Subjek yang diikut sertakan adalah pasien
dengan penyakit yang sesuai dengan indikasi zat uji dengan menggunakan double
blind studies Uji ini memakan waktu sekitar 1-2,5 tahun dan menghabiskan
biaya sekitar 19 jutadolar.
Evaluasi
klinis diperpanjang pada uji klinis fase III dengan melibatkan 50-100orang para
ahli klinis dan subjek yang diikutsertakan 500-1000 orang pasien yang diambil
dari berbagai negara. Waktu yang dihabiskan untuk melakukan uji ini
adalah sekitar 3-6 tahun dengan biaya 43 juta dolar.Sebelum masuk ke
fase IV, dibutuhkan waktu sekitar 2-3 tahun untuk direview oleh Food
and Drug Administration (FDA)
Kemudian
pada uji klinis fase IV, telah dilakukan surveilans setelah mendapat persetujuan dari FDA, termasuk persetujuan diterimanya data New Drug Application
(NDA) yang memuat informasi dari semua rangkaian penelitian, termasuk
profil kandungan kimia zat uji, farmakologik toksikologik, data pembuatan dan
data klinis. Fase IV ini dapat menghabiskan waktusekitar 1-2 tahun dengan
biaya yang bervariasi, tergantung jenis obat dan penggunaannya. Fase
ini disebut juga dengan post marketing drug surveillance karena merupakan
pengamatan terhadap obat yang telah dipasarkan. Fase ini bertujuan menentukan
pola penggunaan obat di masyarakat serta pola efektifitas dan keamanannya
pada penggunaan yang sebenarnya. Secara keseluruhan, dalam konsep
pengembangan obat, ketika hipotesa penemuan obat baru ditemukan, sintesis
senyawa kimia telah dilakukan, uji prakllinis telah lengkap dan data hasil
evaluasi uji klinis telah mendapat persetujuan dalam NDA,maka personalia bidang Research and
Development memberikan
informasi yang lengkap terkait penggunaan obat baru bagi tenaga kesehatan untuk
kemudian digunakan dalam peningkatan kualitas hidup pasien
5. Baru kemudian dilakukan produksi obatnya temen-temen , bukan langsung produksi ajah
Tidak semudah yang temen-temen bayangkan kan? lalu bagaimana dengan yang lagi viral saat ini? Seorang ibu mendadak mengunggah obat yang dapat mengobati covid-19 dan katanya lagi sudah terdaftar di BPOM? Itu bagaimana cara buatnya ya? Envy penasaran tingkat dewa dan Apakah emang banyak yang lebih percaya? kalau begitu mending tutup aja dah sekolah kesehatan di Indonesia.
Temen-temen lebih mudah percaya atau... ???? komen di bawah ya
Temen-temen lebih mudah percaya atau... ???? komen di bawah ya
Stay Safe semua
Saranghaeyo
Aku lihat mencitnya auto keinget pelajaran anatomi fisiologi hewan huhu.orang sekarang memang tiba-tiba mendadak jadi pintar semua ya mba. Mendadak jadi ahli. Btw nama di atas seperti ngga asing sih 😅😅 sering seliweran di grup WA
ReplyDeleteIyaaaa kaaakk,,, seliweran di grup WA hahahaha.. Itu foto pas praktikum uji aktivasi sama uji toksikologi kak Jihan, anatomi fisiologi pake mencit juga sih ya hihihi...
DeleteWah ternyata panjang perjalanan yaaaa.
ReplyDeleteJadi tertarik untuk ikutan meracik heheheh bergabung bersama tim apoteker. Tapi apalah daya yang jurusan pendidikan. Huhu
Bisa kak, bisa bantu di bagian penelitian hihihi
DeleteDuh, si Ibu Ningsih emang yaa dia gak ada lelahnya bikin tren. Sampai kocak jadinya lihat respon netizen. Tapi ya memang yang kasihan mereka yang kurang paham dan kurang wawasan ya, kak. Padahal untuk menemukan satu obat atau vaksin aja bisa menempuh waktu yang cukup panjang gini
ReplyDeleteSekarang malah ada vaksin covid-19 yang katanya siap di jual, lah itu buatnya kapan? 5 tahun lalu? Trs brarti pake virus covid-19 yang mana? Apa virus ini udah ada dari sebelumnya ? Horor
DeleteHeran akutu, yang begitu pun banyak yang bela loh Mba.. malah kitanya kadang yang dibully, dibilang iri. Auto pengen ngakak aja deh
ReplyDeleteItu lah kak, kasian sebenernya ama masyarakat yang mudah percaya , kadang berpendidikan belum tentu tau informasi
Deletefenomenal si ibuk ini... kondisi panik dan depresi kadang menghilangkan akal sehat. menghilangkan nalar berpikir. sehingga mudah percaya hal2 yg absurd
ReplyDeleteKeknya gak panik pun, banyak orang yang mudah percaya deh hikss #sedih
DeleteViraaaaal yaaa si ibu. Hahahaha. Bikin obat, vaksin, atau apalah dalam ilmu medis itu gak gampang. Tahapan uji cobanya panjang, sepanjang jalan kenangan.
ReplyDeleteMenurutku sih viral karena mau terkenal hahahaha
DeleteKeren ih kak. Sebagai anak SMK, aku gak paham sama sekali huhu. Semoga saja cepat ditemukan obatnya aamiin
ReplyDeleteYang penting sistem imun kak ,, semangat
DeleteAduuuduh si ibu Ningsih Tinampi ini memang viral banget ya kak, dan semoga segera ditemukan antivirusnya covid-19 ini ya kak
ReplyDeleteAku trima jadi aja deh ikut doa supaya cepat di temukan obatnya.
ReplyDeleteBtw aku tau si ibu ini ada acara penyembuhan di stasiun TV. No comment lah, namanya juga dunia lain hehe
hehe klo ngomongin ibu ningsih ini ga ada hbsnya ya..soalnya doi suka bikin sensasi..bener kak membuat obat penyembuh penyakit ga sembarangan hrs ada uji farmakologi dan uji klinisnya jg..
ReplyDeleteCuma karena banyak yang udah percaya ama si ibu, tanpa uji farmakologi dan klinis pun orang dah terlanjur percaya . Hiks
DeleteEdukasi tentang cara bikin obat herbal harus digencarkan. Pas covid ini merebak.. Byk banget produk kagetan yang muncul yg katanya bisa mencegah atau mengobati covid
ReplyDeleteIni bahaya klo ga atas riset yg mendalam dulu. Modal cuap cuap menjanjikan sesuatu yg ga teruji demi dapat keuntungan ya kak
Tapi klo keluar produk dri prg org atau badan yg terpercaya batu lah bisa kita cobaaa
Kadang orang lebih percaya jika yang berkata orang terkenal daripada petugas medis .. huhuhu
DeleteKalau bukan orang medis yang menyatakan aman..saya masih ragu kak..yg medis aja beberapa masih dalam perdebatan... apalagi yang bukan dari medis
ReplyDeleteBetul, karena beberapa dokter masih menggunakan data empiris bukan ilmiah
Deletepanjang ya BU perjalanan menjadi obat itu..tapi ada kan yang ga diuji ke hewan? huhu kamu mati syahid ya curuttt...
ReplyDeleteAda yang gak diuji di hewan namanya uji preklinis in vitro, jadi dibuat kondisi Buatan dalam tubuh tetapi di luar tubuh
DeleteAwas mbak.. nanti diserbu sama garis keras pembela ibu itu lho. :D :D
ReplyDeleteLha kok sampe ke daun dll. Lha batu dicelup air ama anak2 aja banyak yang percaya kok Mba.
kalau diserang ya udah tiarap aja deh wkwkwkwk
Deletesaya sih gak mudah percaya kalau belum terbukti mbak. kalaupun sudah terbukti harus ada kepastian dari pihak dokter. karena yang paham soal obat kan tenaga medis. gak bisa sembarangan karena ini menyangkut nyawa orang.
ReplyDeletepusing mikirin si ibu ningsih tinampi ini wkwkkw, kebanyakan halunya enggak sih. saya mah percaya dokter yang jelas ada ilmunya. nah ibu ningsi ini kurasa keblenger. semoga Allah kasih hidayah. Aamiin
ReplyDeleteSaranghaeyo, hehehe.... kl saya sih mending ngusulin ke pemerintah ngerayu RRT ngasih antivirusnya. Soalnya kan virusnya dari sana, pasti mereka punya tuh obatnya juga ^^
ReplyDeleteKalo lihat gaya si ibu kalo lagi ngobatin pasien, kok aku malah pengen ketawa ya, berasa lihat sinetron sitkom
ReplyDeleteSaya cukup percaya kalo si ibu itu bisa menangani perkara non-medis. Meski masih menjadi perdebatan, tapi ya mungkin jalurnya si ibu ini disana.
ReplyDeleteTapi virus corona ini kan penyebab sakit medis, jadi mending si ibu itu jauh-jauh deh ya hihi
Hihi..lagi viral ya ini. Aku sih percaya pd dokter krn urusan medis. Klu non medis bs lah k si ibuuu..smg sgr ada obatnya corona
ReplyDeletekalo udah siap di produksi dan layak untuk di pasarkan alangkah baiknya di jual dengan harga murah sih
ReplyDelete